Dhafiq Sagara adalah orang bodoh yang tidak bisa apa-apa, tapi dia selalu berusaha untuk terus menjadi yang lebih baik. Rasa keingin-tahuannya sangat tinggi, selalu berusaha dan terus berusaha, trial dan error adalah prinsip belajarnya.

Tampilkan postingan dengan label Jaringan Komputer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jaringan Komputer. Tampilkan semua postingan

6 Mei 2011

APIPA (Automatic Private IP Addressing)

APIPA adalah salah satu fitur sistem operasi Microsoft Windows yang secara otomatis memberikan alamat IP pada range 169.254.0.0 sampai 169.254.255.255 ketika server DHCP tidak tersedia di jaringan, dengan kata lain APIPA itu merupakan mekanisme DHCP untuk sesama sistem operasi Microsoft Windows.

APIPA digunakan untuk jaringan kecil yang tidak terkoneksi ke internet, melainkan terkoneksi peer-to-peer antara komputer satu dengan komputer lain tanpa adanya server DHCP. Misalkan anda dengan komputer teman anda terkoneksi peer-to-peer (WLAN atau LAN) dengan settingan IP DHCP, nanti APIPA lah yang memberikan IP Address 169.254.x.x. Seringkali pada oktet ketiga sudah saling berbeda (padahal biasanya oktet terakhirlah yang berbeda) karena APIPA menggunakan IP Address Class B.

Dengan menggunakan APIPA, komputer-komputer pada subnet tunggal bisa secara otomatis mengkonfigurasi diri dan bisa berkomunikasi dengan komputer yang lain pada subnet tanpa harus mengkonfigurasi TCP/IP secara manual.


Keuntungan APIPA:
- Bisa bekerja seperti mekanisme failover server DHCP pada jaringan kecil.
- Bisa memberikan alamat IP pada range tertentu secara otomatis.

Kerugian APIPA:
- Menyembunyikan masalah-masalah konektivitas yang mungkin terjadi
- Tidak bekerja diluar subnet 169.254.x.x
- Tidak bisa dirutekan


6 Agu 2009

Penghitungan Subnetting Pada IP Versi 4 Kelas A

Kali ini saatnya kita mempelajari teknik penghitungan subnetting untuk IP versi 4 Class A. Untuk Subnetting IPv4 Class C dan Subnetting IPv4 Class B telah saya bahas sebelumnya. Sebenarnya konsep penghitungan subnetting di semua class IP sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).


Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.


Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa:
10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah Subnet adalah 2^8 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2^y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 3 oktet terakhir. Jadi jumlah Host per Subnet adalah 2^16 - 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4,...dst
  4. Alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.
Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast

10.0.0.0

10.0.0.1

10.0.255.254

10.0.255.255

10.1.0.0

10.1.0.1

10.1.255.254

10.1.255.255

10.2.0.0

10.2.0.1

10.2.255.254

10.2.255.255

.............. dst

.............. dst

.............. dst

.............. dst

10.254.0.0

10.254.0.1

10.254.255.254

10.254.255.255

10.255.0.0

10.255.0.1

10.255.255.254

10.255.255.255





Penghitungan Subnetting Pada IP Versi 4 Kelas B

Kali ini saatnya kita mempelajari teknik penghitungan subnetting untuk IP versi 4 Class B. Untuk IPv4 Class C telah saya bahas sebelumnya. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address Class B umumnya adalah dengan 172.16.0.2. Namun ada kalanya ditulis dengan 172.16.0.2/16, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 172.16.0.2 dengan subnet mask 255.255.0.0. Lho kok bisa seperti itu?

Ya, /16 diambil dari penghitungan bahwa 16 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B dari tabel CIDR adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR

255.255.128.0

/17

255.255.192.0

/18

255.255.224.0

/19

255.255.240.0

/20

255.255.248.0

/21

255.255.252.0

/22

255.255.254.0

/23

255.255.255.0

/24

255.255.255.128

/25

255.255.255.192

/26

255.255.255.224

/27

255.255.255.240

/28

255.255.255.248

/29

255.255.255.252

/30



Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 172.16.0.0/18 ?

Analisa:
172.16.0.0 berarti IP Address kelas B dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2^2 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2^y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^14 - 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Langsung lihat tabelnya.
Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast

172.16.0.0

172.16.0.1

172.16.63.254

172.16.63.255

172.16.64.0

172.16.64.1

172.16.127.254

172.16.127.255

172.16.128.0

172.16.128.1

172.16.191.254

172.16.191.255

172.16.192.0

172.16.192.1

172.16.255.254

172.16.255.255




Sebagai catatan: Host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya, dan diantara subnet dan broadcast merupakan subnet dari semua host.



Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B. Bagaimana dengan network address 172.16.0.0/25.

Analisa:
172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2^9 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2^7 - 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid? Langsung lihat ke tabelnya saja.
Subnet
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast

172.16.0.0

172.16.0.1

172.16.0.126

172.16.0.127

172.16.0.128

172.16.0.129

172.16.0.254

172.16.0.255

172.16.1.0

172.16.1.1

172.16.1.126

172.16.1.127

172.16.1.128

172.16.1.129

172.16.1.254

172.16.1.255

172.16.2.0

172.16.2.1

172.16.2.126

172.16.2.127

172.16.2.128

172.16.2.129

172.16.2.254

172.16.2.255

.............. dst

.............. dst

.............. dst

.............. dst

172.16.255.128

172.16.255.129

172.16.255.254

172.16.255.255



Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class B. Konsep yang sama bisa digunakan untuk subnetting pada class lain.

Penghitungan Subnetting Pada IP Versi 4 Kelas C

Kali ini saatnya kita mempelajari teknik penghitungan subnetting untuk IP versi 4 class C. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address class C umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu?

Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C dari tabel CIDR adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR

255.255.255.128

/25

255.255.255.192

/26

255.255.255.224

/27

255.255.255.240

/28

255.255.255.248

/29

255.255.255.252

/30


Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa:
192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan:
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal: jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2^x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 2^2 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2^y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2^6 - 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya.
Subnet Host Pertama Host Terakhir Broadcast

192.168.1.0

192.168.1.1

192.168.1.62

192.168.1.63

192.168.1.64

192.168.1.65

192.168.1.126

192.168.1.127

192.168.1.128

192.168.1.129

192.168.1.190

192.168.1.191

192.168.1.192

192.168.1.193

192.168.1.254

192.168.1.255



Sebagai catatan: Host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya, dan diantara subnet dan broadcast merupakan subnet dari semua host.


Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Konsep yang sama bisa digunakan untuk subnetting pada class lain (subnetting IP Address Class B dan subnetting IP Address Class A).

14 Apr 2009

Alamat IP Versi 4 (IPv4)

Alamat IP versi 4 sering disebut dengan Alamat IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 milliar host komputer di seluruh dunia.


Jenis-Jenis alamat IPv4:
  1. Alamat Unicast = merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
  2. Alamat Broadcast = merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
  3. Alamat Multicast = merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

Kelas-Kelas Alamat IPv4
Dilihat dari oktet pertamanya, IP versi 4 dibagi kedalam beberapa kelas:
  1. Kelas A merupakan alamat unicast untuk jaringan dalam skala besar. IP di kelas A ini aturannya adalah 10.x.x.x dengan netmask 255.0.0.0. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
  2. Kelas B merupakan alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. IP di kelas B ini aturannya adalah 172.16.x.x s/d 172.31.x.x dengan netmask 255.255.0.0. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
  3. Kelas C merupakan alamat unicast untuk jaringan skala kecil. IP di kelas C ini memiliki aturan 192.168.0.x s/d 192.168.255.x dengan netmask 255.255.255.0. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
  4. Kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
  5. Kelas E merupakan alamat yang umumnya digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen), dan bukan termasuk alamat unicast.



5 Mar 2009

Teknik Pemasangan Kabel LAN

Ini adalah sedikit tips trik untuk memasangkan kabel LAN dengan konektornya yaitu RJ45. Kabel-kabel kecil pada kabel LAN terdapat warna-warna yang berbeda, untuk pemasangannya jenis cross-over dan straight-throught berbeda. Makanya ini sedikit ilmu yang saya berikan pada pengunjung blog ini.


Bahan yang dibutuhkan:
  1. Kabel LAN/ Kabel UTP
  2. Konektor RJ 45

Alat yang dibutuhkan:
  1. Krimping untuk menyatukan kabel dengan konektor RJ 45
Ada 2 macam teknik pemasangan kabel LAN untuk jaringan komputer, yaitu:
  1. Cross-Over, digunakan untuk jaringan komputer peer-to-peer yaitu menghubungkan 2 komputer saja.
  2. Straight-through, digunakan untuk jaringan multi komputer yang dihubungkan pada hub


Teknik pemasangan kabel Cross-over:

Urutan warna kabel pada teknik pemasangan Cross-Over LAN adalah sebagai berikut:
  • putih/oranye, oranye, putih/hijau, biru, putih/biru, hijau, putih/coklat, coklat dan pada konektor yang lain urutan warnanya yaitu putih/hijau, hijau, putih/oranye, biru, putih/biru, oranye, putih/coklat, coklat.



Teknik pemasangan kabel Straight-Through:
Urutan warna kabel pada teknik pemasangan Straight-Through LAN adalah sebagai berikut:

  • putih/oranye, oranye, putih/hijau, biru, putih/biru, hijau, putih/coklat, coklat dan masing-masing konektornya memiliki urutan warna kabel yang sama.