Kisah Katak Dan Bunglon

Suatu ketika, katak sedang berada di atas dahan tanaman yang tumbuh disekitar sungai. Dan pada saat itu, ada seekor ular sedang mengendap-endap hendak melahap si katak. Akan tetapi si katak berhasil meloloskan diri. Dan terus melompat hingga sampai pada lapangan yang hijau.

Sesampainya dilahan hijau tersebut, si katak bertemu dengan seekor bunglon.

Si katak menyapa bunglon, "hai bunglon!!".

"Hai juga katak! kamu kenapa kok ngos-ngosan. Kelihatan ketakutan.", jawab si bunglon.

Katak bercerita, "Begini bunglon, baru saja saya hampir disantap oleh ular jahannam. Untungnya saya berhasil meloloskan diri."

Bunglon, "ya alhamdulillah kalo begitu."

Katak, "iya alhamdulillah. Kamu sih enak ya bunglon, Ada pemburu yang datangpun gak bakal ketahuan. Kamu kan bisa menyamar menyerupai permukaan yang kamu sentuh"

Tiba-tiba si bunglon menjerit. Ternyata ada seekor kambing sedang berlarian dan hendak menginjak bunglon.Tapi untungnya si bunglan tidak terinjak oleh si kambing.

Si kambing berkata, "wah maaf-maaf bunglon. Aku tidak melihatmu. Abisnya kamu tidak terlihat sih. Kukira aku menginjak rumput ini aman-aman saja. hehe.. maaf ya bunglon"

Si bunglon menjawab, "iya gak apa-apa kok kambing. Ini emang resikoku yang dapat menyerupai permukaan dimana aku hinggap"

Nah, dari kisah diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa tiap kehidupan selalu ada resiko. Di dunia ini tidak ada hidup yang tanpa ada resiko.

Mungkin kita sering melihat orang lain merasa memiliki kelebihan dari kita. Dan kita selalu punya kekurangan saja. Tapi sebenarnya dibalik kelebihan itu selalu ada kekurangan. Tidak ada didunia ini manusia yang selalu diberi kelebihan tanpa kekurangan, karena manusia bukanlah manusia yang sempurna. Yang jadi pertimbangan adalah bagaimana kita menutupi kekurangan kita dengan kelebihan yang kita miliki.